Sabtu, 16 November 2013

Remunerasi Tenaga Kesehatan harus serius

Remunerasi Tenaga Kesehatan: Perawat, Bidan, Analis, Nutrisionis dan Kesling di Puskesmas


Kita sebagai tenaga kesehatan patut bersedih, sebagai tenaga yang bekerja tanpa mengenal waktu dan keadaan, ada topan kita berangkat untuk menyalamatkan korban ada pesta kita berangkat untuk standby, ada lebaran atau natal yang seharusnya berkumpul dengan keluarga kita berangkat untuk jaga posko 24 jam, ada bencana kita juga berangkat, terus apa yang kita dapat..........? Berkah dari yang Maha Kuasa....?  kita mau hidup juga Men ! tidak cuma butuh berkah, tapi juga butuh kesejahteraan serta penghargaan.


Kita lihat profesi lain seperti TNI / POLRI kita semua tahu tugas-tugas berat beliau memang patut dihargai dan layak untuk di berikan REMUNERASI serta Penghargaan yang setingginya terlepas dari sifat-sifat "oknum" yang masih nyeper kesana kemari itu tanggung jawab atasan dan pimpinan tertinggi bagaimana meminimalisir kejadian-kejadian dimedia yang marak dilakukan TNI/POLRI.

Guru juga salah satu dari sekian profesi yang mendapatkan REMUNERASI, tanpa melihat hasil apa yang di persembahkan oleh guru setelah mendapatkan REMUNERASI terhadap mutu pendidikan kita, tenaga kesehatan sangat dan sungguh patut untuk mendapatkan REMUNERASI kalau tidak mau pemerintah dikatakan "melanggar rasa keadilan" kepada tenaga kesehatan.

Mendengar tenaga kesehatan orang awam pasti melirik kepada rofesi DOKTER, yang kaya bermobil mewah dan gampang cari uang, sekali tutul dengan stetocup Rp. 50.000-200.000 padahal tenaga kesehatan itu ada 19 profesi salah satunya Perawat yang kata orang agak melas / nelongso karena banyak yang jadi pengangguran setelah lulus dan yang tua tidak naik-naik jabatan maupun golongannya.

Hebatnya lagi,  berita terbaru pada bulan September 2013  DPR RI sudah menyetujui remunerasi Kementerian PU, Perhubungan, PDT, BMKG dan BaSARnas, Loh.......Lalu..... kapan Tenaga Kesehatan di Puskesmas juga di remunerasi ? Padahal disadari atau tidak bahwa kesuksesan program Kesehatan di Indonesia karena peluh keringat tenaga kesehatan Puskesmas, terlebih lagi dalam rangka menghadapi pelaksanaan SJSN-JKN mulai 1 Januari 2014.

Tenaga kesehatan memang layak diberikan REMUNERASI karena dedikasi dan pengabdianya yang tidak mengenal waktu dan tempat dan dalam hal ini Perawat dan Bidan sudah banyak membantu program pemerintah dalam menyehatkan serta mengurangi kematian dll, serta hampir semua program kesehatan masyarakat terutama di pedesaan Perawat dan Bidanlah yang pontang-panting untuk menyukseskan program tersebut,

Mungkin kesalahan terbesar Tenaga Kesehatan adalah tidak bisa bermain POLITIK, benarkah..? ataukah terlalu sibuk dengan pengabdian dan Barokah illahi? kita lihat saja Guru kita, sekarang sudah merambah di semua lini. dari Mentri, Gubernur, sampai ketua RT pak guru maupun ibu guru ada disitu...

Memang negara kita di bentuk dengan politik tapi seharusnya hati nurani juga tidak ikut berpolitik makanya jadinya seperti ini.....